Bagi seorang remaja, kehidupan bisa menjadi sangat menyakitkan, terutama ketika tidak mendapatkan kasih sayang di tengah keluarga. Inilah kisah perjuangan seorang remaja yang harus menghadapi kehilangan dan perlakuan kasar dari orang tuanya. Namun, di balik luka itu, selalu ada rindu untuk mendapatkan kehangatan kasih dari orang-orang terdekat.
SMA adalah saat yang harusnya penuh kenangan indah, namun bagi Ria, kehidupannya dipenuhi dengan kepahitan yang tak terbayangkan. Setelah kepergian ibunya, hidupnya berubah drastis ketika ayahnya menikah lagi. Awalnya, dia berharap bisa menemukan keluarga baru yang penuh cinta, tetapi yang dia temukan adalah kenyataan yang pahit.
Mama tirinya, yang awalnya tampak seperti ibu yang penuh kasih, perlahan berubah menjadi orang yang kasar dan kejam terhadap Ria. Setiap hari, dia harus menerima perlakuan tidak adil dan kata-kata yang menusuk hati. Rasa sakit dan kehilangan yang Ria rasakan akibat kepergian ibunya diperburuk oleh sikap mama tirinya. Rasa tak dihargai dan tidak dicintai membuatnya merasa terasing dan terjebak dalam kehidupan yang tidak adil.
Baca Juga: Tuhan Hadir Untuk Orang Berdosa Sepertiku - Icha Ansyu
Dalam keadaan putus asa dan terpojok, Ria pernah sampai pada titik yang gelap. Dalam momen keputusasaan, ia bahkan membawa benda tajam dengan niat untuk menyakiti mama tirinya. Namun, pukulan dan pengusiran dari rumah oleh ayahnya membuatnya merasakan kehilangan kasih sayang seorang ayah.
Saat ini, Ria hidup dalam kepahitan yang tak terkatakan. Ia enggan bertemu dengan ayah dan mama tirinya, merasa bahwa kepercayaan dan kehangatan keluarga telah hilang. Namun, di balik ketidakmampuan untuk berjumpa, ada rindu yang tak terbendung dalam hatinya. Setiap malam, dia merenung dan berharap keluarganya bisa kembali seperti dulu, ketika kebahagiaan dan cinta masih ada.
Meskipun hidup dalam kepahitan, Ria menemukan kekuatan dalam dirinya untuk terus melangkah maju. Dia memahami bahwa hidupnya tidak hanya bergantung pada lingkungan keluarganya, melainkan juga pada pilihan dan tindakan yang ia ambil. Dalam menjalani perjalanan ini, Ria mencari kebahagiaan dan kedamaian di tempat lain. Dia menemukan dukungan dalam teman-teman, mengejar minatnya, dan menciptakan dunia yang indah di luar keluarganya.
Meskipun perjuangannya belum selesai, Ria menjaga harapan agar suatu hari nanti, ada pemahaman, perdamaian, dan cinta dalam keluarganya. Kepahitan yang dia rasakan menjadi cambuk yang mendorongnya untuk menciptakan masa depan yang lebih baik, tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk keluarganya.
Baca Juga: Berkat Layanan Doa dan Konseling Aku Tak Pernah Merasakan Kekosongan di dalam Hati
Kisah Ria mengajarkan kita pentingnya empati dan pengertian dalam menghadapi masalah keluarga yang rumit. Ini juga mengingatkan kita bahwa terkadang, di balik kepahitan, ada kerinduan yang mendalam untuk memiliki keluarga yang penuh cinta dan kehangatan. Perjumpaan dengan Tuhan Yesus di dalam setiap doa, ibadah dan firman Tuhan yang terus menerus ia dengarkan perihal pengampunan membuat Ria menemukan perdamaian dalam perjalanan hidupnya dan menyadari betapa berharganya hubungan kasih dalam keluarga.
Kita juga bisa belajar bahwa tidak ada kepahitan yang tidak bisa Tuhan pulihkan, sebab bagi Tuhan tidak ada yang mustahil!
Anda diberkati melalui artikel ini? Mari bagikan artikel ini kepada keluarga, teman-teman gereja, komunitas maupun group bertumbuh Anda agar hidup mereka ikut diberkati.